
Catatan Sejarah :
Oleh: Firman Maulana Noor
22 Juni 1527, 492 hari yang lalu seorang panglima muslim pemberani berhasil menghalau pasukan Portugis untuk merebut pelabuhan Sunda Kalapa, dia adalah Fatahilah. Namun sebagian orang sering bingung antara Fatahilah dan Sunan Gunung Jati. Apakah Fatahillah itu Sunan Gunung Jati atau mereka adalah dua orang yang berbeda ?
Sejarawan Hoesein Djajadiningrat dalam desertasinya berjudul 'Critische Beschouwing van den Sejarah Banten' (Leiden, 1913) menyamakan Fatahilah dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Prof Hoesein mengutip dari berita portugis yang menyebutkan nama Falatehan atau Tagaril.
Namun Hal itu dibantah oleh Arkeolog Uka Tjandrasasmita yg beranggapan bahwa Fatahillah bukanlah Sunan Gunung Jati. Karena berdasarkan naskah 'Carita Purwaka Caruban Nagari.' yg ditulis oleh Pangeran Arya Cirebon tahun 1720. Ternyata yg berperan menyerang Pelabuhan Sunda Kalapa adalah Fadhillah Khan, seseorang yang berasal dari Pasai dan menjadi menantu Sultan Demak, Pangeran Trenggono.
Selain itu, menurut penuturan penjaga makam Sunan Gunung Jati, di samping makam Sunan Gung Jati terdapat makamnya Fatahillah.
Saya lebih condong kepada versi bahwa Fatahillah adalah orang yang berbeda dengan Sunan Gunung Jati.
Meskipun Sunan Gunung Jati adalah ulama yang sekaligus seorang sultan, namun Ia lebih giat menjalankan keagamaan dari pada bergerak di bidang politik, seperti halnya yang dilakukan para Wali Songo lainnya.
Selamat Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-492.